Peran Bioinformatika dalam Bidang Peternakan




PERANAN BIOINFORMATIKA DALAM BIDANG PETERNAKAN

Unud_hitam_putih


OLEH:
I MADE SUPRAPTA
1307105055



FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2013


KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
            Puja dan puji syukur penulis ucapkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa atas astung kertha wara nugrahaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “ Peranan Bioinformatika Dalam Peternakan ”.
            Paper ini penulis susun dengan maksud untuk mengetahui bagaimana pekembangan bidang ilmu bioinformatika sebagai ilmu disipliner dan peranan bioinformatika tersebut dalam bidang peternakan.
            Mudah-mudahan paper ini dapat menjadi sebuah bahan pelajaran kepada para mahasiswa-mahasiswi di Universitas Udayana dan khusunya di Fakultas Peternakan. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan paper ini.
            Penulis menyadari paper ini mempunyai banyak kekurangan, seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna “. Besar harapan penulis kepada seluruh keluarga besar Fakultas Peternakan sekiranya dapat memberikan kritikan dan saran yang membangun sehingga dapat menyempurnakan paper ini.
            Demikian paper ini penulis buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Om Santih, Santih, Santih Om



                                                                                                                                                Penyusun

                                                                                                                               




BAB I
Pendahuluan

1.1.                     Latar belakang
Pada abad ke-21 ini ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh manusia maju sangat pesat. Banyak penemuan-penemuan baru di berbagai bidang yang sebelumnya sulit untuk diperkirakan. Salah satu bidang yang berkembang sangat cepat adalah teknologi informasi (TI). Berbagai produk dan jasa dalam bidang teknologi informasi mulai dari computer pribadi, internet, handphone, sudah dinikmati oleh masyarakat luas. Kekuatan inovasi teknologi yang disepadankan dengan teknologi informasi saat ini adalah bioteknologi yang merupakan salah satu cabang ilmu biologi. Dengan adanya bioteknologi modern yang ditandai dengan kemampuan manusia untuk memanipulasi kode genetik DNA. Berbagai aplikasinya telah merambah berbagai sektor seperti kedokteran, pangan, dan lingkungan.
Ledakan informasi dari kemajuan bioteknologi seperti data sekuen DNA dari pembacaan genom, data sekuen dan struktur protein sampai kepada data trankripsi RNA berkat teknologi DNA chip, telah mendorong lahirnya bioinformatika yang digunakan untuk mengorganisasi dan menganalisis data-data tersebut menjadi sebuah informasi biologis yang bermakna.
Mungkin kebanyakan orang bioinformatika ini asing, karena Istilah bioinformatics mulai dikemukakan pada pertengahan era 1980-an untuk mengacu pada penerapan komputer dalam biologi. Ilmu bioinformatikan lahir atas inisiatif para ahli komputer berdasarkan artificial intelligence. Mereka berpikir bahwa semua gejala yang ada di alam bisa dibuat secara artificial melalui simulasi dari gejala-gejala tersebut. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan data-data yang menjadi kunci penentu gejala alam tersebut, yaitu gen yang meliputi DNA atau RNA.
Kajian baru bioinformatika ini tak lepas dari perkembangan biologi molekul modern yang ditandai dengan kemampuan manusia untuk genom, yaitu cetak biru informasi genetik yang menentukan sifat setiap makhluk hidup yang di sandi dalam bentuk pita molekul DNA (asam deoksiribonukleat). Kemampuan untuk memahami dan memanipulasi kode genetik DNA ini sangat didukung oleh TI melalui perangkat keras maupun lunak. Hal ini bisa dilihat dari upaya Celera Genomics, perusahaan bioteknologi Amerika Serikat yang melakukan pembacaan sekuen genom manusia yang secara maksimal memanfaatkan TI sehingga bisa melakukan pekerjaannya dalam waktu singkat (hanya beberapa tahun), dibanding usaha Konsorsium lembaga riset public AS, Eropa, dan lain-lain, yang memakan waktu lebih dari 10 tahun.
Di Indonesia, bioinformatika masih belum dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini dapat dimaklumi karena selain sebagai ilmu yang masih baru budaya penggunaan computer belum diterapkan seperti Negara-negara maju. Sedangkan di kalangan peneliti sendiri, mungkin hanya para peneliti biologi molekuler yang sedikit banyak mengikuti perkembangannya karena keharusan menggunakan perangkat-perangkat bioinformatika untuk analisi data. Sementara di kalangan TI Indonesia masih kurang mendapat perhatian.
Ketersediaan database dasar (DNA. Protein) yang bersifat terbuka/gratis merupaka peluang besar untuk menggali informasi berharga. Database genom manusia sudah disepakati akan bersifat terbuka untuk seluruh kalangan, sehingga dapat digali/diketahui kandidat-kandidat gen yang memiliki potensi kedokteran/farmasi. Dari sinilah Indonesia dapat ikut berperan mengembangkan bioinformatika. Kerjasama antara peneliti bioteknologi yang memahami makna biologis data tersebut dengan TI seperti programmer, dan sebagaiannya akan sangat berperan dalam kemajuan Bioinformatika Indonesia nantinya.

1.2.                     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas maka penulis merumusakan masalah seperti berikut ini :
a.       Bagaimana pengertian dari Bioinformatika secara spesifik?
b.      Bagaimana sejarah dan perkembangan bioinformatika sampai sekarang?
c.       Bagaimana penerapan bioinformatika?
d.      Bagaimana peranan bioinformatika dalam bidang peternakan?
e.       Bagaimana kemajuan bioinformatika?










1.3.                        Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini sesuai dengan rumusan permasalahan diatas adalah untuk mengetahui perertian bioinformatika secara spesifik, mengetahui secara terperinci mengenai sejarah dan perkembangan bioinformatika, mengetahui penerapan ilmu bionformatika, serta untuk mengetahui peranan bioinformatika dan salah satunya peranan dalam bidang peternakan, dan untuk mengetahui kemajuan bioinformatika.

1.4.                     Manfaat
a.       Manfaat Khusus
Memberikan informasi lebih mendalam kepada keluarga besar Universitas Udayana khususnya Fakultas Peternakan mengenai bioinformatika serta bagaimna pemanfaatannya dalam bidang peternakan.
b.      Manfaat Umum
Adapun manfaatnya adalah diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas sehingga dapat mengenal dan memanfaatkan bioinformatika dalam menggabungkan teknologi informasi dan bioteknologi sebagai salah satu metode pengembangan dan pembelajaran ilmu biologi. Selain itu pengembangan bioteknologi dalam bidang peternakan mampu mengarahkan peternak Indonesia yang lebih modern dan pada akhirnya mampu memenuhi kebutuhan protein diindonesia.













BAB II
Pembahasan

2.1.                     Pengertian Bioinformatika
a.       Bioinformatika, sesuai dengan asal katanya yaitu “bio” dan “informatika”, adalah gabungan antara ilmu biologi dan ilmu teknik informasi (TI).Pada umumnya, Bioinformatika didefenisikan sebagai aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi. Ilmu ini merupakan ilmu baru yang yang merangkup berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu komputer, matematika dan fisika, biologi, dan ilmu kedokteran, dimana kesemuanya saling menunjang dan saling bermanfaat satu sama lainnya.
b.      Bioinformatika adalah (ilmu yang mempelajari) penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama bidang ini meliputi basis data untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran sekuens (sequence alignment), prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein maupun struktur sekunder RNA, analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen.
c.       Bioinformatika merupakan kajian yang memadukan disiplin biologi molekul, matematika dan teknik informasi (TI). Ilmu ini didefinisikan sebagai aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi molekul. Biologi molekul sendiri juga merupakan bidang interdisipliner, mempelajari
kehidupan dalam level molekul.
d.      Bioteknologi secara sempit didefinisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip dasar biologi, biokimia, serta rekayasa untuk mengubah dan mendapatkan nilai tambah dari suatu organisme atau agensia biologis. Sedangkan dalam arti luas bioteknologi dapat didefinisikan sebagai teknologi untuk mendayagunakan organisme hidup atau bagian dari organisme untuk menghasilkan atau memodifikasi produk-produk tertentu, serta untuk perbaikan dan pemuliaan mikroorganisme, tanaman, atau hewan. bagian dari organisme melalui pemanfaatan.
e.       Bioinformatika adalah bidang yang menggunakan komputer untuk menyimpan dan menganalisis informasi biologi molekuler. Menggunakan informasi ini dalam format digital, bioinformatika kemudian dapat memecahkan masalah molekuler biologi , memprediksi struktur, dan bahkan simulasi makromolekul.

f.        Secara umum, bioinformatika dapat digambarkan sebagai segala bentuk penggunaan komputer dalam menangani masalah-masalah biologi. Tetapi dalam prakteknya, definisi yang digunakan lebih bersifat terperinci. Bioinformatika itu sendiri mempunyai pengertian suatu teknologi pengumpulan, penyimpanan, analisis, interprestasi, penyebaran dan aplikasi dari data-data biologi molekul.

2.2.                     Sejarah Perkembangan Bioinformatika
Istilah bioinformatika mulai dikemukakan pada pertengahan era 1980-an untuk mengacu pada penerapan komputer dalam biologi. Namun demikian, penerapan bidang-bidang dalam bioinformatika (seperti pembuatan basis data dan pengembangan algoritma untuk analisis sekuens biologis) sudah dilakukan sejak tahun 1960-an
Kemajuan teknik biologi molekuler dalam mengungkapkan sekuens biologis dari protein (sejak awal 1950-an) dan asam nukleat (sejak 1960-an) mengawali perkembangan basis data dan teknik analisis sekuens biologis. Basis dan sekuens protein mulai dikembangkan pada tahun 1960-an di Amerika Serikat dan Jerman (pada European Molekuler Biologi Laboratory). Penemuan teknik sekuensing DNA yang lebih cepat pada pertengahan 1970-an menjadi landasan terjadinya ledakan sejumlah sekuens DNA yang berhasil diungkapkan pada tahun 1980-an dan 1990-an, menjadi salah satu pembuka jalan bagi proyek-proyek pengungkapan genom, meningkatkan kebutuhan akan pengelolaan dan analisis sekuens, dan pada akhirnya lahirlah bioinformatika.
Ilmu bioinformatikan lahir atas inisiatif para ahli komputer berdasarkan artificial intelligence. Mereka berpikir bahwa semua gejala yang ada di alam bisa dibuat secara artificial melalui simulasi dari gejala-gejala tersebut. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan data-data yang menjadi kunci penentu gejala alam tersebut, yaitu gen yang meliputi DNA atau RNA.Perangkat utama bioinformatika adalah software dan didukung oleh kesediaan internet dab server World Wide Web (WWW). Syarat utama yang harus dimiliki dalam bidang bioinformatika adalah keberadaan database. Database informasi dasar saat ini telah tersedia. Untuk database DNA yang utama adalah GenBank (Amerika Serikat). Sementara untuk protein, databasenya dapat ditemukan di Swiss-Prot (Swiss) untuk sekuen asam aminonya, dan Protein Data Bank (PDB) utuk struktur tiga dimensi.
Bioinformatika merupakan ilmu terapan yang lahir dari perkembangan teknologi informasi dibidang molekular. Pembahasan dibidang bioinformatik ini tidak terlepas dari perkembangan biologi molekular modern, salah satunya peningkatan pemahaman manusia dalam bidang genomik yang terdapat dalam molekul DNA. Kemampuan untuk memahami dan memanipulasi kode genetik DNA ini sangat didukung oleh teknologi informasi melalui perkembangan hardware dan soffware. Baik pihak pabrikan sofware dan hardware maupun pihak ketiga dalam produksi perangkat lunak. Perkembangan teknologi DNA rekombinan memainkan peranan penting dalam lahirnya bioinformatika. Teknologi DNA rekombinan memunculkan suatu pengetahuan baru dalam rekayasa genetika organisme yang dikenal bioteknologi.
Perkembangan internet juga merupakan berkembangnya bioinformatika,pangkalan data bioinformatika yang terhubung lewat internet memudahkan ilmuan dalam mengumpulkan hasil sekuensing ke dalam pangkalan data tersebut serta memperoleh sekuens biologi sebagai bahan analisis. Penyebaran program-program aplikasi bioinformatika melalui internet memudahkan ilmuan dalam mengakses program-program tersebut dan kemudian memudahkan pengembangannya.
Perkembangan bioteknologi dari bioteknologi tradisional ke bioteknologi modern salah satunya ditandainya dengan kemampuan manusia dalam melakukan analisis DNA organisme, sekuensing DNA dan manipulasi DNA.Sekuensing DNA satu organisme, misalnya suatu virus memiliki kurang lebih 5.000 nukleotida atau molekul DNA atau sekitar 11 gen, yang telah berhasil dibaca secara menyeluruh pada tahun 1977. Saat ini terdapat milyaran data nukleotida yang tersimpan dalam database DNA, GenBank di AS yang didirikan tahun 1982.
Bioinformatika mengalami kemajuan sangat pesat pada tahun 1990-an sampai tahun 2000. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA, pengembanganbiakan sel induk, cloning, dan lain-lain.


2.3.                     Penerapan Utama Bioinformatika
a.     Basis Data Sekuens Biologis
Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam computer secara sistematik dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Sesuai dengan jenis informasi biologis yang disimpannya, basis data sekuens biologis dapat berupa basis data primer untuk menyimpan sekuens primer asam nukleat maupun protein, basis data sekunder untuk menyimpan motif sekuens protein, dan basis data struktur untuk menyimpan data struktur protein maupun asam nukleat.
Basis data utama untuk sekuens asam nukleat saat ini adalah GenBank (Amerika Serikat), EMBL (Eropa), dan DDBJ (Inggris) (DNA Data Bank of Japan). Ketiga basis data tersebut bekerja sama dan bertukar data secara harian untuk menjaga keluasan cakupan masing-masing basis data. Sumber utama data sekuens asam nukleat adalah submisi langsung dari periset individual, proyek sekuensing genom, dan pendaftaran paten. Selain berisi sekuens asam nukleat, entri dalam basis data sekuens asam nukleat umumnya mengandung informasi tentang jenis asam nukleat (DNA atau RNA), nama organisme sumber asam nukleat tersebut, dan pustaka yang berkaitan dengan sekuens asam nukleat tersebut.
Sementara itu, contoh beberapa basis data penting yang menyimpan sekuens primer protein adalah PIR (Protein Information Resource) Amerika Serikat, Swiss-Prot (Eropa), dan TrEMBL (Eropa). Ketiga basis data tersebut telah digabungkan dalam UniProt (yang didanai terutama oleh Amerika Serikat). Entri dalam UniProt mengandung informasi tentang sekuens protein, nama organisme sumber protein, pustaka yang berkaitan, dan komentar yang umumnya berisi penjelasan mengenai fungsi protein tersebut.
BLAST (Basic Local Alignment Search Tool) merupakan perkakas bioinformatika yang berkaitan erat dengan penggunaan basis data sekuens biologis. Penelusuran BLAST (BLAST search) pada basis data sekuens memungkinkan ilmuwan untuk mencari sekuens asam nukleat maupun protein yang mirip dengan sekuens tertentu yang dimilikinya. Hal ini berguna misalnya untuk menemukan gen sejenis pada beberapa organisme atau untuk memeriksa keabsahan hasil sekuensing maupun untuk memeriksa fungsi gen hasil sekuensing. Algoritma yang mendasari kerja BLAST adalah penyejajaran sekuens.
PDB (Protein Data Bank/Bank Data Protein) adalah basis data tunggal yang menyimpan model struktural tiga dimensi protein dan asam nukleat hasil penentuan eksperimental (dengan kristalografi sinar-X, spektroskopi NMR dan mikroskopi elektron). PDB menyimpan data struktur sebagai koordinat tiga dimensi yang menggambarkan posisi atom-atom dalam protein ataupun asam nukleat.

b.     Penyejajaran Sekuens
Penyejajaran sekuens (sequence alignment) adalah proses penyusunan/pengaturan dua atau lebih sekuens sehingga persamaan sekuens-sekuens tersebut tampak nyata. Hasil dari proses tersebut juga disebut sebagai sequence alignment atau alignment saja. Baris sekuens dalam suatu alignment diberi sisipan (umumnya dengan tanda "–") sedemikian rupa sehingga kolom-kolomnya memuat karakter yang identik atau sama di antara sekuens-sekuens tersebut. Berikut adalah contoh alignment DNA dari dua sekuens pendek DNA yang berbeda, "ccatcaac" dan "caatgggcaac" (tanda "|" menunjukkan kecocokan atau match di antara kedua sekuens).
  ccat---caac
         | ||   ||||
         Caatgggcaac
Sequence alignment merupakan metode dasar dalam analisis sekuens. Metode ini digunakan untuk mempelajari evolusi sekuens-sekuens dari leluhur yang sama (common ancestor). Ketidakcocokan (mismatch) dalam alignment diasosiasikan dengan proses mutasi, sedangkan kesenjangan (gap, tanda "–") diasosiasikan dengan proses insersi atau delesi. Sequence alignment memberikan hipotesis atas proses evolusi yang terjadi dalam sekuens-sekuens tersebut. Misalnya, kedua sekuens dalam contoh alignment di atas bisa jadi berevolusi dari sekuens yang sama "ccatgggcaac". Dalam kaitannya dengan hal ini, alignment juga dapat menunjukkan posisi-posisi yang dipertahankan (conserved) selama evolusi dalam sekuens-sekuens protein, yang menunjukkan bahwa posisi-posisi tersebut bisa jadi penting bagi struktur atau fungsi protein tersebut.
Selain itu, sequence alignment juga digunakan untuk mencari sekuens yang mirip atau sama dalam basis data sekuens. BLAST adalah salah satu metode alignment yang sering digunakan dalam penelusuran basis data sekuens. BLAST menggunakan algoritma heuristik dalam penyusunan alignment.
Beberapa metode alignment lain yang merupakan pendahulu BLAST adalah metode "Needleman-Wunsch" dan "Smith-Waterman". Metode Needleman-Wunsch digunakan untuk menyusun alignment global di antara dua atau lebih sekuens, yaitu alignment atas keseluruhan panjang sekuens tersebut. Metode Smith-Waterman menghasilkan alignment lokal, yaitu alignment atas bagian-bagian dalam sekuens. Kedua metode tersebut menerapkan pemrograman dinamik (dynamic programming) dan hanya efektif untuk alignment dua sekuens (pairwise alignment).
Clustal adalah program bioinformatika untuk alignment multipel (multiple alignment), yaitu alignment beberapa sekuens sekaligus. Dua varian utama Clustal adalah ClustalW dan ClustalX.Metode lain yang dapat diterapkan untuk alignment sekuens adalah metode yang berhubungan dengan Hidden Markov Model ("Model Markov Tersembunyi", HMM). HMM merupakan model statistika yang mulanya digunakan dalam ilmu komputer untuk mengenali pembicaraan manusia (speech recognition). Selain digunakan untuk alignment, HMM juga digunakan dalam metode-metode analisis sekuens lainnya, seperti prediksi daerah pengkode protein dalam genom dan prediksi struktur sekunder protein.
Secara kimia/fisika, bentuk struktur protein diungkap dengan kristalografi sinar-X ataupun spektroskopi NMR, namun kedua metode tersebut sangat memakan waktu dan relatif mahal. Sementara itu, metode sekuensing protein relatif lebih mudah mengungkapkan sekuens asam amino protein. Prediksi struktur protein berusaha meramalkan struktur tiga dimensi protein berdasarkan sekuens asam aminonya (dengan kata lain, meramalkan struktur tersier dan struktur sekunder berdasarkan struktur primer protein). Secara umum, metode prediksi struktur protein yang ada saat ini dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu metode pemodelan protein komparatif dan metode pemodelan de novo.


c.      Pemodelan Protein Komparatif
Pemodelan protein komparatif (comparative protein modelling) meramalkan struktur suatu protein berdasarkan struktur protein lain yang sudah diketahui. Salah satu penerapan metode ini adalah pemodelan homologi (homology modelling), yaitu prediksi struktur tersier protein berdasarkan kesamaan struktur primer protein. Pemodelan homologi didasarkan pada teori bahwa dua protein yang homolog memiliki struktur yang sangat mirip satu sama lain. Pada metode ini, struktur suatu protein (disebut protein target) ditentukan berdasarkan struktur protein lain (protein templat) yang sudah diketahui dan memiliki kemiripan sekuens dengan protein target tersebut. Selain itu, penerapan lain pemodelan komparatif adalah protein threading yang didasarkan pada kemiripan struktur tanpa kemiripan sekuens primer. Latar belakang protein threading adalah bahwa struktur protein lebih dikonservasi daripada sekuens protein selama evolusi, daerah-daerah yang penting bagi fungsi protein dipertahankan strukturnya. Pada pendekatan ini, struktur yang paling kompatibel untuk suatu sekuens asam amino dipilih dari semua jenis struktur tiga dimensi protein yang ada. Metode-metode yang tergolong dalam protein threading berusaha menentukan tingkat kompatibilitas tersebut.
Dalam pendekatan de novo atau ab initio, struktur protein ditentukan dari sekuens primernya tanpa membandingkan dengan struktur protein lain. Terdapat banyak kemungkinan dalam pendekatan ini, misalnya dengan menirukan proses pelipatan (folding) protein dari sekuens primernya menjadi struktur tersiernya (misalnya dengan simulasi dinamika molekular), atau dengan optimisasi global fungsi energi protein. Prosedur-prosedur ini cenderung membutuhkan proses komputasi yang intens, sehingga saat ini hanya digunakan dalam menentukan struktur protein-protein kecil. Beberapa usaha telah dilakukan untuk mengatasi kekurangan sumber daya komputasi tersebut, misalnya dengan superkomputer (misalnya superkomputer Blue Gene [1] dari IBM) atau komputasi terdistribusi (distributed computing, misalnya proyek Folding@home) maupun komputasi grid.





d.     Analisis Ekspresi Gen
Ekspresi gen dapat ditentukan dengan mengukur kadar mRNA dengan berbagai macam teknik (misalnya dengan microarray ataupun Serial Analysis of Gene Expression [Analisis Serial Ekspresi Gen/SAGE]). Teknik-teknik tersebut umumnya diterapkan pada analisis ekspresi gen skala besar yang mengukur ekspresi banyak gen (bahkan genom) dan menghasilkan data skala besar. Metode-metode penggalian data (data mining) diterapkan pada data tersebut untuk memperoleh pola-pola informatif. Sebagai contoh, metode-metode komparasi digunakan untuk membandingkan ekspresi di antara gen-gen, sementara metode-metode klastering (clustering) digunakan untuk mempartisi data tersebut berdasarkan kesamaan ekspresi gen.

2.4.                     Peranan Bioinformatika dalam Bidang Peternakan
Teknologi rekayasa genetika merupakan salah satu bidang yang sangat membutuhkan riset bioinformatika. Sekuens gen unggul pada suatu organisme agar dapat disisipkan ke organisme lain yang diinginkan dapat ditentukan melalui analisis genomik  dari basis data genomik dari basis data genom organisme tersebut. Analisis genomik merupakan salah satu ranah bioinformatika.
Memodifikasi materi genetik hewan telah banyak dilakukan dengan tujuan memiliki berbagai macam manfaat yang bisa diambil, seperti  Bidang Sains dan Kedokteran . Hewan yang secara genetika sudah dimodifikasi atau dikenal dengan istilah Genetically Modified Animal (GMA) seperti pada hewan uji yakni mencit dapat digunakan untuk penelitian bagaimana fungsi yang ada pada hewan. Modifikasi Hasil Produksi Hewan. Beberapa negara melakukan rekayasa genetik pada hewan ternak yang diharapkan akan menghasilkan hewan ternak yang cepat pertumbuhanya, tahan terhadap penyakit, bahkan menghasilkan protein atau susu yang sangat bermanfaat bagi manusia (BSAS, 2011). Berikut ini adalah perkebangan terbaru dari rekayasa genetika dibidang peternakan :
a.      GlowFish
Ikan Bercahaya GloFish merupakan salah satu contoh hewan transgenik yang direkayasa secara genetiknya. Ikan ini dikembagkan dari Amerika Serikat yang merekayasa DNA dari ikan zebra (Danio rerio) dengan gen pengkode protein flourens warna hijau dari GFP (green flourescent protein). Namun secara fenotip, warna yang dihasilkan bukan hanya warna hijau saja melainkan warna kuning hingga merah (Pray, 2008).
b.      Lembu Transgenik Penghasil Protein Susu
Rekombinan Teknologi transgenik ini telah sukses dilakukan untuk kepentingan di bidang agrikultur dalam meningkatkan mutu kualitas pangan. Pada hewan uji yang berupa lembu jarang sekali dilakukan percobaan transgenik hal ini dikarenakan banyak kendala seperti masa regenerasinya butuh waktu sekitar 2 tahun. Namun para peneliti akhirnya bisa menyisipi gen penghasil α-lactalbumin yang berasal dari manusia. Dari hasil uji produksi susu sebesar 91 ml, ditemukan sekresi α–lactalbumin dengan konsentrasi 2,4 mg ml-1 (Eyestone, 1999). Metode yang digunakan adalah melakukan fertilisasi secara in vitro yang selanjutnya akan dihasilkan zigot. Tahap berikutnya zigot akan diinjeksi dengan DNA yang mengandung gen α–lactalbumin. Proses injeksi dengan menggunkan teknik microinjection. Selanjutnya zigot dikultur selama 6 atau 7 hari dengan menggunakan media sintetik yang menyerupai cairan oviduk. Setelah itu akan tumbuh menjadi embrio dan ditransfer ke rahim lembu untuk proses kehamilan (Eyestone, 1999). 
c.       Kelinci Penghasil Bispesifik T-Cell Antibody
Salah satu penyakit pada manusia yang mematikan adalah kanker. Penyakit ini dapat diatasi dengan meningkatkan antibodi sel T. Sekarang dengan menggunakan rekayasa genetika, kelinci dapat dipakai sebagai hewan uji untuk menghasilkan dua macam antibodi spesifik, yakni molekul CD28 dan r28M yang mampu menginduksi TCR/CD3 yang mampu membunuh sel kanker. Dengan ditemukannya antibodi bispesifik ini dapat diharapkan untuk mendapatkan cukup banyak pengetahuan tentang antibodi bispesifik bagi aplikasi medis (Hovest et al.,2004). 
d.      Ayam Penghasil Tetrasiklin 
Penemuan ini merupakan terobosan baru dalam mengembangkan bioreaktor yang mampu menghasilkan biofarmasi dalam jumlah kuantitas yang besar. Tetrasiklin merupakan antibiotik yang diperlukan dalam dunia medis untuk men-treatment pasien. Selama ini tetrasiklin dihasilkan dari mikroorganisme. Dengan terobosan baru ini, diharapkan ayam transgenik mampu menghasilkan tetrasiklin dalam jumlah yang lebih banyak serta lebih hemat dalam proses pembutannya. Dalam penelitian ini digunakan retrovirus sebagai vektornya. Dimana retrovirus didesain untuk membawa materi genetik berupa GFP (Green Flourescent Protein) dan rtTA (reverse tetracycline-controlled transactivator) dibawah pengontrolan tetracycline-inducible promoter dan PGK (Phosphoglycerate Kinase) promoter. Setelah itu, ayam transgenik dihasilkan yang mana pada bagian telur ditemukan doxycycline yang merupakan derivat dari tetrasiklin serta tidak ditemukan adanya disfungsi fisiologis secara signifikan dari telur tersebut (Kwon, 2011). 
e.       Sapi Penghasil Omega 3
Omega 3 atau n-3 Polyunsaturated fatty acids (n-3 PUFA) merupakan salah satu zat yang sangat penting bagi manusia. Dengan pendekatan secara ekonomi, maka dapat dihasilkan omega 3 dengan cara merekayasa sapi menjadi hewan transgenik penghasil omega 3. Sapi yang direkayasa disisipi dengan gen mfat-1 yang mampu memproduksi n-3 PUFA. Dari penelitian ini diperoleh hasil ekpresi gen berupa n-3 PUFA pada jaringan dan susu sapi (Wu, 2011).  
f.         Tikus Transgenik Resisten terhadap Infeksi Bakteri
Resistensi suatu bakteri terhadap jenis antibiotik merupakan salah satu masalah yang serius bagi dunia medis dan farmasi. Oleh karena itu diperlukan suatu hewan ternak yang mampu menghasilkan protein antibiotik. Namun, dalam hal ini tikus digunakan sebagai uji coba terlebih dahulu. Salah satu protein penghasil antimikroba adalah Protegrin-1 (PG-1) yang meru-pakan derivat dari neutrofil. Pada percobaan ini, digunakan cDNA melalui reverse transkripsi-PCR (RT-PCR) dengan primer upstream 5′-ATGGAGACCCAGAGAGCCAG-3′ dan primer downstream 5′-TCATCCTCGTCCGACA CAGA-3′. Adapun gen yang mengkode PG-1 adalah gen PG-1-His.

2.5.                     Kemajuan Bioinformatika
Bioinformatika mengalami kemajuan sangat pesat dalam tahun 1990-an sampai tahun 2000. Kemajuan ini ditandai denganditemukannya berbagai teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.
Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari kontroversiyang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan.
Kemajuan lainnya adalah kemajuan ilmu kimia kombinatorial yaitu ilmu kimia yang membahas berbagai car dalam proses penemuan molekul yang memiliki keunikan tertentu. Sifat unik dari setiap molekul sangat penting dalam perkembangan ilmu kimia itu sendiri dan ilmu lain yang berhubungan dengan ilmu kimia itu sendiri dan ilmu lain yang berhubungan dengan ilmu kimia seperti farmokologi, biokimia, dan lain-lain. Jika kita melihat kembali pada ilmu kimia organic, kita tahu bahwa atom karbon dapat membentuk berbagai senyawa karbon. Belum lagi adanya berbagai isomer dalam senyawa karbon maka akan menambah keragaan senyawa karbon itu sendiri. Contohnya, jika kita perhatikan pada molekul monosakarida (heksosa).dari heksosa dapat kita jumpai dua kelompok besar monosakarida berdasarkan gugus fungdional yang dimilikinya, yaitu kelompok aldosa dan ketosa. Jika perhatian kita tujukanpada aldosa, maka kita dapat menemukan 16 jenis aldosa berdasarkan isomer optiknya. Hal ini disebabkan tiap molekul aldosa memiliki empat atom karbon asimetrik.
semakin banyak jumlah atom karbon yang membentuk senyawa organik, maka semakin beragam senyawa organic tertentu. Keragaman ini dapat dilihat bagaimana caranya atom karbon berikatan satu sama lainnya. Selain itu keragaman juga dapat dilihat dari kemampuan unsur lain seperti oksigen, hIdrogen, dan nitrogen berikatan dengan atom karbon. Karena begitu beragamnya struktur kimia organik, mempelajarinya bukan suatu proses yang sederhana. Perlu bantuan sistem komputer untuk membantu mempelajari keragaman tersebut.
Penggunaan Komputer dalam ilmu kimia kombinatorial adalah untuk menghasilkan pustaka molekul sebagai informasi dasar dan merancang struktur molekul tertentu dengan sifat tertentu pula. Sebagai contoh menghambat pematangan buah dapat dilakukan dengan menghambat enzim yang memicu proses pematangan tersebut. Untuk menghambat enzim pematangan tersebut pula diberi molekul tersebut memerlukan pengetahuan ilmu kimia kombinatorial dan dilakukan dengan bantuan Komputer.






BAB III
Penutup

3.1.                     Kesimpulan
Bioinformatika itu sendiri mempunyai pengertian suatu teknologi pengumpulan, penyimpanan, analisis, interprestasi, penyebaran dan aplikasi dari data-data biologi molekul. Ilmu bioinformatikan lahir atas inisiatif para ahli komputer berdasarkan artificial intelligence. Istilah bioinformatika mulai dikemukakan pada pertengahan era 1980-an untuk mengacu pada penerapan komputer dalam biologi. Bioinformatika mengalami kemajuan sangat pesat pada tahun 1990-an sampai tahun 2000.
Bioinformatika memilki kontribusi yang banyak dalam perkembangan peradaban manusia, ini terbukti dari peranan bioinformatika dalam ilmu-ilmu yang cukup penting seperti : basis data sekuens biologis, peyejajaran sekuens, memprediksi struktur protein, serta analisis ekspresi gen. Kemjuan Bioinformatika yang diimplementasikan dalam bidang peternakan bioinformatika memiliki peranan yang cukup penting dalam perkembangannya seperti : teknologi rekayasa genetika, rekombinan DNA, pengembanganbiakan sel induk, cloning, dan lain-lain. Beberapa hasil teknologi rekayasa genetika yang sudah berhasil adalah glowfish, lembu transgenik penghasil protein susu, kelinci penghasil bispesifik t-cell antibody, ayam penghasil tetrasiklin, sapi penghasil omega 3, tikus transgenik resisten terhadap infeksi bakteri.

3.2.                     Saran
Bioinformatika telah mendorong kemajuan ilmu-ilmu yang memanfaatkanya. Dan tidak berlebihan kalau perkembangan ilmu biologi umumnya dan ilmu-ilmu turunannya, sangat tergantung pada perkembangan bioinformatika. Melihat hal ini tentunya ilmu perlu dikembangkan dan bahkan harus para peneliti memanfaatkan perkembangan teknologi ini.  Kerjasama antara peneliti bioteknologi yang memahami makna biologis data tersebut dengan TI seperti programmer, akan sangat berperan penting dalam kemajuan bioinformatika khususnya di Indonesia sendiri.

 


Comments

Popular posts from this blog

Klasifikasi Hewan Ternak